Pages

Friday, July 30, 2010

Musim Pancaroba


Tak terasa hari terus berganti dengan perlahan namun pasti.
Angin semilir menerpa mukaku. Hari ini di selimuti dengan mendung yang merata, membuat sinar matahari tidak turun ke bumi dengan terangnya. Aku mencoba untuk tenang. Entah mengapa hati ini terus bergejolak. marah dan kesal tak tertahan. Ingin ku tumpahkan semua.

Kulalui hari-hariku bersama sayap-sayap patahku. 
Berjalan sekuat tenaga agar ku tak lagi kembali terjatuh.
Entah berapa tetes air mata yang mengalir di hati ini. 
Duka yang selalu ku coba tutupi dengan senyum-senyum palsuku.
Ingin rasanya kukatakan aku ingin mengulang kembali cerita indah bersamanya. Namun hati ini masih tertahan untuk mengungkapkannya. Karena ku yakin cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta memang membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam dan tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan, manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.

KECEWA. Itu yang aku rasakan namun ku tetap coba tuk berlapang dada menghadapi kenyataan ini. Mulai membangkitkan kekuatanku untuk menghembuskan kegagahan. 

Ku ucapkan terimakasih padamu, kau sempat dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. 

Ku tutup semua album ini . Musim Pancaroba ku kan segera berganti .



No comments:

Post a Comment